Epidemiolog Unhas Ingatkan Sulsel Waspadai Ekor Pandemi Covid-19

MAKASSAR, iNews.id - Penyebaran kasus Covid-19 di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) melandai beberapa pekan terakhir. Namun, pakar epidemiologi Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Ridwan Amiruddin justru mengingatkan seluruh masyarakat agar waspada terhadap ekor pandemi Covid-19.
Menurut Prof Ridwan, untuk menjaga penyebaran Covid-19 tetap terkontrol di ekor pandeminya, program trisula yang terdiri atas Tracing, Testing dan Edukasi harus tetap dimasifkan meskipun Kota Makassar telah keluar dari zona merah. Operasi yustisi juga harus terus berjalan.
"Literasi kesehatan harus terus ditingkatkan dan mempertahankan kualitas layanan," kata Prof Ridwan di Makassar, Selasa (10/11/2020).
Ridwan mengatakan, program trisula yang konsisten dengan dukungan penuh seluruh warga Sulsel dinilai akan berdampak nyata dalam pengendalian Covid-19 yang semakin baik.
Menurut Ketua Tim Konsultan Satgas Covid-19 ini, beberapa titik rawan yang tetap perlu mendapat perhatian yakni, pelaksanaan isolasi mandiri yang masih tinggi di kisaran 25 persen. Dalam pelaksanaannya, isolasi mandiri relatif tidak terkontrol dengan baik, sehingga peluang terbentuknya klaster keluarga terbuka lebar.
"Begitu juga klaster perkantoran dan perjalanan, harus dapat ditangani dengan baik," ujarnya.
Memasuki awal Nopember 2020, beberapa indikator Covid-19 bergeser ke arah yang semakin baik. Satgas Sulsel mencatat bahwa pada 5 November terdapat lima kabupaten/kota yang masuk zona kuning, yakni Selayar, Barru, Takalar, Wajo dan Sidrap.
"Kabupaten yang lain termasuk zona oranye dan belum ada yang zona hijau," ujarnya.
Membaiknya indikator itu tergambar dari semakin membaiknya angka kesembuhan yang mencapai 90 persen. Kemudian, angka kasus positif semakin menurun hingga 7 persen, angka kematian 2,5 persen dengan positif rate specimen sekitar 6 persen. Begitu juga dengan angka reproduksi efektif dalam sepekan terakhir di bawah satu (0,5).
Tren nasional Covid-19 juga sudah menunjukkan titik baliknya dengan kurva yang mulai menurun. Perkembangan penanganan yang semakin terkontrol ini memungkinkan untuk segera membenahi aktivitas yang sudah lama terpuruk. "Tapi dengan catatan, terus menjaga disiplin terhadap penegakan protokol kesehatan," tuturnya.
Editor: Maria Christina