8 Warga Sulsel Positif Terjangkit Difteri
MAKASSAR, iNews.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat, sepanjang 2017, sudah ada delapan warga yang positif menderita penyakit difteri. Wabah in menyebar di lima kabupaten/kota di Sulsel, yakni Kabupaten Gowa, Takalar, Pangkep, Barru dan Kota Makassar.
Provinsi Sulsel sendiri sebelumnya sudah ditetapkan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (RI) menjadi satu di antara 20 daerah lainnya yang tergolong Kasus Luar Biasa (KLB) untuk penyebaran penyakit difteri.
Berdasarkan data Dinkes Sulsel, dalam tiga tahun terakhir tercatat, penyakit mematikan ini telah menyerang 24 warganya. Di awali pada tahun 2015, menyerang 11 warga di Kabupaten Gowa, lalu menyebar hingga ke Kota Makassar.
Kepala bidang pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) Dinkes Sulsel Nurul AR mengatakan, saat ini kedelapan korban yang terjangkit difteri sudah ditangani baik. Namun pihaknya mengaku, tetap waspada dengan menjadikan wabah penyakit ini termasuk kasus KLB. “Kita terus sosialisasi masyarakat, untuk menjaga lingkungan dan terutama kesehatan. Kami juga mengoptimalkan imunisasi difteri, pertusis dan tetanus (DPT) sebagai bentuk pencegahan,” ujarnya.
Dia menambakan, wabah difteri saat ini masuk kategori KLB di Sulses. Karena bila ada satu kasus, maka harus langsung diantisipasi agar jangan sampai kemudian kasus tersebut menjadi sumber penularan berikutnya. “Kami juga mengimbau masyarakat bila ada kontak positif dengan pasien difteri, maka langsung harus di imunisasi untuk mencegah penularan,” katamya.
Secara umum, wabah difteri merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri corynebacterium. Gejalanya seperti sakit tenggorokan, demam dan terbentuknya lapisan di amandel serta tenggorokan. Dalam kasus yang parah, infeksi bisa menyebar ke organ tubuh lain seperti jantung dan sistem saraf, yang dapat berujung pada kematian, jika terjadi penyumbatan jalur pernafasan akibat lapisan tebal di tenggorokan.
Saat ini wabah difteri telah menyebar ke sejumlah provinsi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementrian Kesehatan RI, hingga Novemer 2017 lalu, terdapat 20 provinsi yang telah melaporkan 593 kasus dengan 32 kematian.
Editor: Kastolani Marzuki