5 Fakta Selebgram Makassar Nur Utami Terjerat Jaringan Fredy Pratama, Nomor 3 Bikin Geleng Kepala

PALEMBANG, iNews.id - Fakta selebgram Makassar Nur Utami terjerat jaringan narkoba Fredy Pratama akan diulik dalam artikel ini. Nur Utami diduga berperan orang yang menampung uang penjualan narkoba.

Nama Nur Utami mungkin tak seterkenal selegram lainnya di Tanah Air. Namun, kasus yang menjeratnya ini sangat menyita perhatian netizen. Berikut tentang fakta Nur Utami.

Baca Juga

Selebgram Nur Utami Jaringan Narkoba Fredy Pratama Ditangkap Usai Umrah, Sempat Bertemu Suami

Fakta Selebgram Makassar Nur Utami 

1. Ditetapkan tersangka

Wadir Tipid Narkoba Bareskrim Polri Kombes Jayadi mengatakan, Nur Utami sudah ditetapkan tersangka pada Senin (18/9/2023).

"Sudah (tersangka)," uca Jayadi.

Baca Juga

Berkenalan di Lapas, Selebgram Nur Utami Tahu Suaminya Bandar Narkoba

2. Suami buron

Nur Utami merupakan istri dari S yang saat ini masih dicari penyidik. S secara langsung berperan sebagai pengendali wilayah Sulawesi Selatan.

3. Ditangkap usai pulang umrah

Nur Utami rupanya sempat menjalankan umrah sebelum ditangkap. Bahkan dia juga sempat bertemu dengans suaminya yang kini buron.

Baca Juga

Terungkap, Suami Selebgram Nur Utami Jadi Koordinator Jaringan Narkoba Fredy Pratama di Sulsel

"Si NU ini melaksanakan ibadah umrah dua minggu atau tiga minggu yang lalu kemudian kita lakukan penangkapan," Jayadi.

4. Kerap pamer mobil mewah

Dalam akun Instagramnya, @nurutami.s tampak, perempuan cantik itu doyan pamer kendaraan mewah. Dia bahkan beberapa kali mengunggah momen di dalam mobil Alphard.

Baca Juga

Selebgram Makassar Nur Utami Tersangka Jaringan Narkoba Fredy Kerap Pamer Mobil Mewah

5. Berperan jadi pengumpul uang

Nur Utami rupanya berperan menampung hasil penjualan narkoba. Uang itu kemudian dibelanjakan dalam bentuk kendaraan dan barang-barang bermerek serta pembelian aset berupa tanah dan bangunan.

Itulah fakta selebgram Nur Utami terjerat kasus jaringan narkoba Fredy Pramata. Kasus ini sampai sekarang masih dikembangkan polisi.

Editor: Nani Suherni