MAKASSAR, iNews.id - Penanganan Covid-19 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), dinilai kurang maksimal. Kondisi ini membuat sejumlah warga menolak rapid test dan mengambil paksa jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona.
Pengamat politik, Arqam Azikin menilai, penanganan virus corona di Kota Makassar sudah tidak kondusif. Berbagai kasus yang terjadi belakangan ini karena Ketua Gugus Tugas Makassar tidak cakap menanggulangi pandemi Covid-19.
"Tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan tepat dalam penanganan dan pencegahan," kata Arqam saat dikonfirmasi wartawan di Kota Makassar, Sulsel, Senin (8/6/2020).
Masalah yang timbul, kata dia, penolakan bahkan perlawanan warga terhadap petugas medis yang melakukan rapid test. Kemudian banyaknya keluarga pasien suspect corona meninggal dunia membawa paksa jenazah korban.
Sementara itu, kata dia, grafik kasus pasien positif, PDP dan ODP di Makassar tetap bergerak naik. Pada Minggu (7/6/2020) kemarin, penambahan kasus di Sulsel tertinggi ketiga setelah DKI Jakarta dan Jawa Timur.
Sebelumnya jumlah pasien positif corona di Kota Makassar tembus 1.060 orang. Dari data tersebut 451 sembuh dan 81 orang meninggal dunia. Belum lagi jumlah PDP dan OPD terus meningkat setelah aturan dilonggarkan.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait