Tradisi bugis baku tikam dalam sarung. (Foto: ist/Facebook)

JAKARTA, iNews.id- Tradisi Bugis baku tikam dalam sarung, merupakan tradisi pertarungan di dalam sarung yang melibatkan dua orang untuk menyelesaikan suatu masalah.

Bagi masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya suku Bugis, mereka biasa menyelesaikan permasalahan dengan beradu langsung tanpa melibatkan banyak orang.

Dikutip dari wajokab.go.id, asal mula Suku Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku Deutero Melayu. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Kata "Bugis" berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan "ugi" merujuk pada raja pertama kerajaan Cina yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk pada raja mereka. 

Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang atau pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayahanda dari Sawerigading. Sawerigading sendiri adalah suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa anak termasuk La Galigo yang membuat karya sastra terbesar di dunia dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman folio. 

Salah satu tradisi Bugis yakni, baku tikam dalam sarung yang dikenal dengan Sigajang Laleng Lipa. Penuntasan pertikaian unik, dengan saling tikam menggunakan senjata Badik atau alat warisan keluarga yang telah diberi mantra leluhur di dalam sebuah sarung. 

Uji  Ketangkasan dalam sarung ini, telah banyak diadaptasi dalam sebuah karya, seperti sebuah film produksi Starvison tahun 2020 dengan tajuk Tarung Sarung. mengisahkan tentang Deny Ruso, seorang anak manja Jakarta yang selalu mengandalkan uang serta anak buah dalam segala konfliknya. Bahkan dalam kehidupannya, Ia melupakan Tuhan dan mendasarkan pemikirannya pada logika.

Lelah dengan kelakuan anaknya, Dina Ruso (ibunda Deny) mengambil keputusan penting dengan memindahkan putranya ke tanah Bugis, Makassar agar menjadi mandiri dan mengurus perusahaan properti di sana.

Makassar menemukan Deny dengan Tanri. Seorang gadis pemungut sampah di laut nan cantik serta lugu berhasil meluluhkan hati Deny.  

Berkat Tanri ia mulai belajar mengenal agama dan belajar tradisi bugis, sigajang laleng lipa pada pak Khalid. Drama keberanian, cinta,serta religi tersusun dalam satu kisah menarik untuk disaksikan dengan banyak quote yang dapat menginspirasi. Melibatkan pula pemain berbakat Yayan Ruhian aktor laga  The Raid serta pesilat patut untuk dijadikan daftar tontonan.

Baku tikam dalam sarung juga digunakan dalam uji kecakapan untuk mendapatkan wanita idaman oleh masyarakat Bugis. Di mana pada akhir duel hanya menyisakan seorang juara dan satu orang terbunuh sia-sia. Hal tersebut, dianggap sebagai hasil mufakat antarpetarung.

Dengan selembar kain sarung menyisakan sedikit ruang, memperlihatkan pertandingan menarik seperti menonton dua petinju berduel dalam ring perlombaan. Beradu taktik serta serangan yang mengesankan dapat menjadi suatu olahraga yang layak mendapatkan apresiasi.

Demikian ulasan  tradisi bugis, baku tikam dalam sarung. Saksikan rekomendasi film berkaitan dengan artikel ini agar semakin memahami dan mengetahui budaya serta ending dari kisah mereka.


Editor : Kastolani Marzuki

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network