PALOPO, iNews.id - Puluhan warga yang tinggal di sekitar tebing Battang Barat, Jalan Poros Palopo - Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel), terpaksa mengungsi karena adanya pergerakan tanah. Terdapat retakan sepanjang 50 meter di lokasi yang dinilai labil tersebut.
Area yang terdampak pergerakan tanah ini diketahui merupakan titik longsor pada 2019 lalu. Dalam insiden ini sebanyak 14 orang tewas tertimbun tanah longsor.
Pantauan iNews, retakan tanah di jalan tersebut membuat rongga sekitar 10-60 sentimeter. Warga pun segera mengungsi, karena bila terjadi hujan terus menerus dikhawatirkan terjadi longsor. Mereka meninggalkan rumah pada Jumat (10/4/2020) malam ke lokasi aman.
Anggota DPRD Palopo, Misbahuddin mengatakan, retakan di jalan tersebut semakin parah. Dalam kurun waktu empat hari retakan yang awalnya hanya 10 sentimeter, kini menjadi 60 sentimeter.
"Diperhitungkan ada pergerakan tanah yang sekitar satu sentimeter per jam," kata Misbahuddin di Kota Palopo, Sulsel, Minggu (12/4/2020).
Menurut dia, status jalan tersebut merupakan jalan nasional di bawah Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional. Warga berharap retakan jalan tersebut bisa segera ditangani, sehingga membuat warga tidak diliputi rasa khawatir akan terjadinya longsor.
Dia juga mengatakan, sementara ini warga yang terdampak pergerakan tanah di lokasi tersebut sudah mengungsi ke tempat yang aman. Setidaknya warga akan berada di lokasi pengungsian hingga musim hujan berakhir.
Mereka juga berharap polisi dan petugas dari Dinasi Perhubungan dapat melakukan pembatasan terhadap truk dan kendaraan besar yang melintas. Tujuannya untuk meminimalisasi pergerakan tanah di sana.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait