PANGKEP, iNews.id – Petani tambak di Kabupaten Maros dan Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel) terpaksa memanen ikan bandeng sebelum waktunya. Hal ini dilakukan untuk menghindari ikan hanyut terbawa banjir saat musim hujan.
Seperti pengakuan salah satu petambak di Kabupaten Pangkep, Sammauna, hujan memang tidak turun terus-menerus. Namun sekalinya hujan, langsung deras. “Jadi ikan bandeng kami panen lebih awal dari jadwal," katanya Selasa (11/2/2020).
Jika dipanen sesuai jadwal, ikan bandeng biasanya dijual Rp35.000 per kilogram atau tiga ekor ukuran besar. Namun karena panen lebih awal, jadi dijual Rp30.000 per kilogram atau empat ekor ukuran sedang.
Hal senada dikatakan Haeruddin, petambak di Kelurahan Borong Kalukua, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros. Menurut dia, tambaknya yang tidak jauh dari laut lepas dan hanya dibatasi dengan pohon mangrove (bakau), rawan terkena banjir saat hujan deras ataupun terjadi banjir rob akibat air laut pasang.
"Karena itu, mengantisipasi ikan bandeng hanyut terbawa arus, maka lebih baik dijual lebih awal ke pedagang ikan di pasar," katanya.
Dia mengaku tidak ingin mengulang kejadian yang sama pada saat musim hujan tahun lalu. Ikan yang dipelihara selama tiga bulan, hilang terbawa arus saat banjir bandang 2019.
Meski terpaksa menjual ikan bandeng sedikit lebih murah dibanding harga normal, Haeruddin merasa senang bisa menikmati hasil jerih payahnya dalam tiga bulan terakhir.
Editor : Umaya Khusniah
Artikel Terkait