Salah satu bagian dari benteng Kesultanan Buton yang merupakan benteng terluas di dunia. (Foto : Kemdikbud)

JAKARTA, iNews.id - Kesultanan Buton merupakan salah satu kesultanan di Indonesia yang terletak di Kepulauan Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. Dahulu kala wilayahnya meliputi seluruh Pulau Buton, termasuk kini Kabupaten Buton, Wakatobi hingga Kota Baubau.

Berdasarkan sejarahnya, Kesultanan ini dulunya Kerajaan Buton yang berdiri dari kedatangan orang-orang Melayu ke wilayah Buton pada akhir abad ke-13 M. Ada empat tokoh Melayu yang datang namun tidak bersamaan, yaitu Sipanjongan, Sijawangkati, Simalui dan Sitamanajo yang masing-masing membawa serta para pengikutnya.

Pada tahun 1332 M, desa-desa bentukan bangsa Melayu dan komunitas-komunitas adat yang sudah ada bercampur membentuk Kerajaan Buton. Raja pertama kerajaan Buton yakni seorang perempuan bergelar Rajaputri Wa Kaa Kaa. 

Saat masih berbentuk kerajaan, rakyat Buton diduga dipengaruhi ajaran Hindu dan Budha dari Kerajaan Majapahit. Sebab dalam kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca, disebutkan adanya Pulau Butuni untuk menjelaskan Pulau Buton yang merupakan salah satu wilayah taklukkan Gadjah Mada.

Baru nanti agama Islam berkembang pesat di Buton ketika pemerintahan Sultan Murhum atau Sultan Muhammad Isa Khalifatul Khamis atau raja ke-6 (1491-1537). Setelah masa-masa pemerintahan Islam, Kesultanan Buton mulai diakui di Nusantara hingga ke jaringan kekhalifahan kesultanan dunia.

Sultan Buton pun dianugerahi gelar Khalifatul Khamis oleh Khalifa Otsmaniah, gelar yang umum digunakan oleh para sultan dalam jaringan kekhalifahan Otsmaniah. 

Artinya, Khilafa Islamiyah di Turki-Istanbul (Kesultanan Otsmaniah) sebagai pusat pemerintahan Islam mengakui kedaulatan Kesultanan Buton yang menjalankan secara penuh syariat Islam dalam pemerintahan.

Kesultanan Buton terletak di pulau yang strategis dengan jalur pelayaran rempah-rempah di kawasan timur nusantara. Di masa lampau tersebut, bangsa Portugis dan Belanda sudah masuk ke Indonesia sejak tahun 1600-an, namun keduanya tak pernah menjajah Kesultanan Buton.

Rakyat dari Kesultanan Buton juga tidak pernah sekalipun mengalami kerja paksa. Para penjajah segan dan justru menjalin hubungan baik untuk mendapatkan rempah-rempah.

Kesultanan Buton lalu membangun benteng pertahanan. Bangunan tersebut kini menjadi benteng terluas di dunia yang dibuat tahun 1634 pada masa pemerintahan Sultan La Buke dengan panjang 2.740 meter. 

Benteng ini dibangun untuk melindungi area seluas 401.900 meter persegi dengan dilengkapi 16 bastion atau menara pengintai dan 12 pintu gerbang. 

Perjalanan Kesultanan Buton juga diwarnai dengan hubungan baik dengan VOC. Hingga akhirnya di tahun 1637, kedekatan tersebut berakhir dan berujung perang. Namun rupanya, benteng Kesultanan Buton terlalu kuat untuk VOC sehingga tak mampu ditembus. 

Perang kembali terjadi pada 1752, 1755, dan 1776, karena VOC melakukan kelicikan dalam perdagangan rempah-rempah. Tetapi di bawah pimpinan Sultan La Karambau, Buton berhasil mengatasi Belanda.

Saat ini Kesultanan Buton masih ada di Indonesia dengan pemegang tahta Sultan Buton ke-40 Paduka Yang Mulia La Ode Muhammad Izzat Manarfa. 


Editor : Donald Karouw

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network