MAKASSAR, iNews.id - Warga Jalan Bontoloe, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, digegerkan dengan penemuan mayat di dalam sebuah kamar kos, Rabu (24/1/2018) siang tadi. Belum diketahui pasti apa penyebab kematian korban. Dari hasil penyelidikan yang dilakukan Tim Dokpol dan Tim Inafis Polda Sulsel, petugas mengamankan sejumlah barang bukti milik korban berupa dokumen, sejumlah tempat obat-obat suplemen, serta beberapa barang bukti lainnya.
Sapriadi, laki-laki paruh baya itu ditemukan warga terbujur kaku di kamar kosnya di Jalan Bontoloe, Kelurahan Kapasa, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, sekitar pukul 11:00 Wita. Saat ditemukan, korban yang sehari-harinya bekerja sebagai sopir angkot itu sedang dalam kondisi setengah telanjang. Hanya setengah dari badannya yang tertutupi pakaian.
Mayat korban pertama kali ditemukan oleh pemilik kos bernama Daeng Raba. Sang pemilik kos curiga, lantaran hingga siang hari korban tak kunjung keluar dari kamarnya. Padahal biasanya, korban bangun lebih awal di setiap harinya, untuk menjalankan aktivitasnya sehari-hari sebagai sopir angkot.
Pemilik kos yang curiga korban tak kunjung keluar kamar pun langsung mendatangi kamar korban. Namun alangkah kagetnya dia saat menemukan korban sudah terbujur kaku dalam kondisi tak bernyawa lagi.
Pihak kepolisian dari Polsek Tamalanrea yang datang ke lokasi langsung menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP). Polisi mengamankan sejumlah dokumen pribadi milik korban untuk kepentingan penyelidikan. Selain itu, turut diamankan sejumlah botol obat-obatan suplemen serta barang-barang lainnya.
Kanit Reskrim Polsek Tamalanrea, AKP Warpa mengatakan, dari hasil penyelidikan yang didapatkan sementara, pihaknya belum dapat memberikan keterangan yang lebih pasti mengenai apa penyebab kematian korban. Namun dari sejumlah barang bukti yang didapatkan, polisi untuk sementara menyimpulkan bahwa sang korban meninggal akibat penyakit yang dideritanya.
“Sesuai dengan pemeriksaan dari Tim Dokpol dan Tim Inafis belum ditemukan tanda-tanda adanya kekerasan di tubuh korban. Sementara korban meninggal diduga karena penyakit,” ucap Warpa.
Pihak keluarga korban menolak untuk dilakukannya otopsi terhadap jasad korban. Keluarga menginginkan agar jenazah sang korban segera dikebumikan. Rencananya korban secepatnya akan dibawa pulang ke kampung halamannya yang berada Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, sore ini juga.
Editor : Himas Puspito Putra
Artikel Terkait