MAKASSAR, iNews.id – Sekretaris Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Sangkarrang Rusdi diduga menjadi korban kekerasan yang dilakukan Kepala Sekretariat KPU Makassar Sabri. Akibat aksi itu Rusdi kini menjalani perawatan di Rumah Sakit Labuang Baji, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Tindakan petugas KPU menuai kecaman keras aktivis HAM yang juga Direktur Eksekutif Lokataru Foundation Haris Azhar. Menurut dia, aksi kekerasan tersebut sangat bertentangan dengan hukum. Lebih ironis, pemukulan dilakukan Sekretaris KPU Makassar dan terjadi dalam proses tahapan pemilu.
"Perlu diketahui tugas panwas dalam pemilu itu sebagai fungsi kontrol atau pengawasan yang diberikan oleh undang-undang," kata Azhar di Jakarta, Jumat (6/7/2018).
Dia menjelaskan, pengawasan merupakan hal yang sangat penting karena tugas itu mengawal suara rakyat pada pemilu. Tugas panwas, kata dia, sejatinya sudah diatur dalam UU Pemilu, yaitu mengawasi dan mencegah sebelum terjadinya kecurangan.
"Jadi, tugas panwas itu tidak boleh ada pihak yang halang-halangi termasuk KPU dan aparat keamanan,” ujarnya.
Fenomena kolom kosong yang unggul, sambung Azhar, tentu tak terlepas peristiwa pemukulan terhadap anggota Panwascam yang dilakukan oleh oknum KPU. Ini akan menjadi pertanyaan, ada apa dengan KPU dan di mana pihak kepolisian.
“Nah, kalau terjadi pemukulan, maka itu sudah masuk ke ranah pidana. Dan ini bukti, mana polisi, katanya ada dalam satgas, harusnya jika profesional harus ditindak tegas tanpa tebang pilih, ” kata Haris Azhar.
Pleno KPU Makassar ricuh
Menurut Azhar, ketertutupan KPU Makassar memang patut dicurigai mengingat ada sesuatu yang disembunyikan. Selain itu, ketertutupan seperti KPU Makassar pada tahapan rekapitulisasi perolehan suara bisa jadi akan berujung pada sebuah pelanggaran atau kejahatan konstitusi.
“Jadi, intinya keterbatasan akses yang dilakukan oleh KPU Makassar ataupun aparat satgas memang sangat mengganggu. Itu bentuk pelanggaran hak asasi, hak publik, hak informasi terkait partisipasi dalam pilkada. Seperti di Makassar patut diduga dengan ketertutupan apalagi kekerasan terhadap panwas bisa saja terjadi manipulasi data di dalamnya,” tuturnya.
Rusdi menjadi korban kekerasan oleh Kepala Sekretariat KPU Makassar Sabri. Insiden ini terjadi ketika panwas bertugas mengawasi jalannya pembacaan hasil perolehan suara Pilwakot Makassar di Hotel Max One, Jalan Taman Makam Pahlawan Makassar.
Editor : Zen Teguh
Artikel Terkait