LUWU, iNews.id - Jenazah pendeta asal Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan harus ditandu sejauh 30 km menuju rumah duka. Puluhan orang bergantian menandu melewati akses jalan rusak, berlumpur hingga menyeberangi sungai untuk membawa jenazah ke kampung halaman.
Informasi diperoleh iNews, jenazah Pendeta Darma warga Kampung Baru, Kecamatan Seko ditandu dari Kecamatan Sabbang. Mendiang meninggal di Makassar, namun permintaan terakhir ingin dimakamkan di tanah kelahiran.
Keluarga lalu memutuskan membawa jenazah dari Makassar ke Sabbang dengan ambulans. Karena kendaraan tak bisa memasuki wilayah Seko akibat akses jalan buruk, peti jenazah pun ditandu puluhan orang warga, kerabat hingga tokoh masyarakat.
Dalam video, tampak akses jalan penuh lumpur. Bahkan ada kubangan cukup dalam di tengah jalan dengan kondisi memiriskan.
"Kami menjemput Ibu Pendeta Darma dari Makassar ke Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Kami bagian dari Indonesa. Kami sangat mengharapkan kepada setiap yang berwajib untuk jalan ini agar kalau bisa diperbaiki. Sebab kebutuhan mendesak kami akses jalan," ujar warga setempat.
Kondisi ini membuat anggota DPRD Luwu Utara dari fraksi Partai Perindo Yusuf Paembonan merasa prihatin. Dia berharap tidak ada lagi warga meninggal maupun sakit yang harus ditandu karena persoalan jalan rusak.
"Tentu pertama-tama saya turut prihatin kepada keluarga mendiang. Kita ketahui bahwa jalan menuju Sabbang ke Seko itu Trans Sulawsi dan kewenangan provinsi," ujarnya, Rabu (19/7/2023).
Menurutnya, akses jalan Seko ini merupakan kewenangan provinsi karena masuk ke jalan trans provinsi. Sebagai anggota DPRD, dia terus mendorong agar pembangunan jalan ke seko ini dimaksimalkanm.
"DPRD dan Bupati Luwu Utara terus mendorong untuk pembenahan secara maksimal karena ini ranahnya memang provinsi daj janji politik pemenang Pilkada 2018 lalu. Kami harap tak ada lagi kejadian seperti ini," ucapnya.
Diketahui, jarak antara Kecamatan Sabbang dan Seko sepanjang 126 km. Karena buruknya akses jalan, membuat jarak tempuh tersebut memakan 1 hingga 2 hari menggunakan roda dua. Bahkan tarif ojek ke wilayah Seko mencapai Rpjuta hingga mendapat julukan ojek termahal dunia.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait