WATAMPONE, iNews.id - Masyarakat di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), sampai saat ini masih menjaga warisan leluhur, khususnya dalam seni bela diri. Pertunjukan silat bugis kuno mencak sangge kerap digelar warga sekitar.
Ilmu silat sudah ada sejak zaman kerajaan. Sementara arti dari mencak sangge diambil dari bahasa Bugis, yang memiliki arti gerakan silat yang mengait.
Dalam pertunjukan mencak sangge, biasanya para pesilat memamerkan keahlian mereka diiringi irama gendang dan musik gambus. Silat ini sangat unik, karena ada gaya seperti patah-patah pada gerakan pukulan dan tendangan.
Pemencak atau pemain mencak sangge tidak dibatasi usia dan jenis kelamin, mulai tetua kampung, pemuda, anak-anak bahkan kaum perempuan dan ibu-ibu.
Melansir Sindonews, tokoh dari Kampung Dare'e, Kelurahan Cellu, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Sirajuddin Daeng Mallongi mengatakan, mencak sangge sudah ada sejak zaman kerajaan dahulu dan dilestarikan turun temurun.
"Mencak sangge masih bertahan dan dilestarikan secara turun temurun oleh satu rumpun keluarga di Dare'e, saat ini hampir seluruh masyarakat yang berpenduduk sekitar 500 warga di sini belajar silat," kata dia.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait