Goa Londa Toraja tempat menyimpan jenazah para leluhur. (Foto: Kemenparekraf/Ist)

JAKARTA, iNews.id - Goa Londa Toraja adalah goa yang terbentuk oleh alam, diperuntukkan untuk penyimpanan jenazah khusus bagi para leluhur Toraja dan keturunannya. Goa ini terletak tujuh kilometer (km) Selatan Rantepao, tepatnya di Desa Sandan Uai, Kecamatan Sanggalangi, Kabupaten Toraja Utara, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).

Dikutip dari situs Indonesia.go.id, dahulu, sebelum masuknya agama Islam dan Kristen di Tana Toraja, penduduk setempat sudah menganut kepercayaan warisan nenek moyang yang disebut Aluk Todolo atau Alukta. Kepercayaan Alukta inilah yang melandasi ritual adat dan tradisi masyarakat Toraja.

Alukta pada dasarnya tidak mengharuskan penyimpanan mayat, namun lebih kepada kewajiban segera melaksanakan upacara pemakaman sebagai pelaksanaan aluk to mate (memperlakukan orang yang telah mati secara terhormat). Karena semakin cepat jenazah dimakamkan, akan semakin banyak kesempatan untuk melaksanakan upacara pemberkatan lainnya.

Namun, ada ada juga beberapa pendapat yang melatarbelakangi penyimpanan jenazah di dalam goa atau liang-liang bukit, di antaranya menunggu kedatangan kerabat yang sedang merantau.

Selain itu, untuk memberi kesempatan bagi keluarganya menunjukkan kasih sayang kepada jenazah, atau menunggu biaya dan hewan korban yang banyak terlebih dahulu agar bisa melaksanakan upacara Rambu Solok yaitu sebuah upacara adat dan tradisi untuk mengantarkan jenazaa ke alam yang disebut puya.

Hingga saat ini, pelaksanaan menyimpan mayat pada akhirnya menjadi sebuah tradisi di kalangan masyarakat adat Tana Toraja.

Dahulu, masyarakat adat Toraja biasanya menyimpan jenazah di Rumah Tongkonan untuk lamanya tergantung dari golongannya.

Untuk keluarga golongan bangsawan Toraja, lamanya 36 malam, sedangkan di luar golongan bangsawan, bisa kurang dari itu atau tidak disimpan sama sekali karena upacaranya terlalu singkat.

Seiring berjalannya waktu, masyarakat adat Toraja memberi sebutan dan anggapan yang berbeda-beda tentang jenazah yang disimpan. 

Ada yang menganggap To Makula, bahwa jenazah yang disimpan dianggap hanya sebagai orang yang sakit, dan To Mate, jenazah sedang dalam rangkaian upacara aluk to mate.

Terlepas dari beberapa perbedaaan dan alasan yang menjadi dasar untuk masyarakat Tana Toraja melakukan hal tersebut, hal ini sudah menjadi sebuah tradisi dan budaya yang turun-temurun di masyarakat setempat.


Editor : Candra Setia Budi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network