MAROS, iNews.id - Pameran bertajuk Maros Tempo Doeloe di kawasan wisata alam Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), menjadi ajang untuk menarik wisatawan. Tempat ini menyimpan berbagai peninggalan benda-benda bersejarah.
Pengeloa Objek Wisata Bantimurung Yusriadi Arief mengatakan pameran di kawasan objek wisata alam Bantimurung ini sengaja diselenggarakan pengelola untuk menarik wisatawan.
"Setiap pengunjung tetap diimbau untuk menggunakan masker dan menerapkan protokol kesehatan," kata Adi di Kabupaten Maros, Sulsel, Rabu (18/11/2020).
Selain menyuguhkan keindahan alam, pengelola juga menghadirkan pameran bagi wisatawan untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta edukasi bagi wisatawan.
"Bebagai foto bersejarah yang sulit dapat kita temukan di tempat ini. Seperti halnya saat kunjungan Presiden Soekarno pada tahun 1953 di Maros," ujarnya.
Pada foto berwarna hitam putih itu, kata dia, kedatangan Presiden Soekarno disambut oleh para raja dan tokoh politik masa itu di alun-alun Maros. Hal ini juga sebagai tanda beralihnya kekuasaan kerajaan di Sulsel, masuk ke dalam kekuasaan NKRI.
Foto di masa kerajaan juga nampak terpajang dalam pameran ini, seperti halnya foto Karaeng Marusu ke-13 pada tahun 1870. Rangkaian foto-foto itu juga menggambarkan kondisi permandian alam bantimurung pada tahun 1900 silam
Tidak hanya berupa foto, berbagai benda bersejarah yang sulit di jumpai di zaman sekarang ini. Juga dapat di saksikan langsung oleh para wisatawan, seperti alat pemotong padi dan peralatan rumah tangga, hingga alat kesenian dan benda pusaka zaman dahulu.
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maros, Ferdy mengatakan pameran yang berlangsung selama dua hari ini, juga menghadirkan berbagai replika peninggalan purbakala.
Seperti replika kerangka manusia yang di temukan di Leang (goa) Jarie, dan Maros Poin atau perkakas dari batu dan tulang binatang tertentu.
"Jadi selain menikmati nuansa kesejukan dan panorama indah kawasan permandian alam bantimurung kita sertakan kehadiran pameran untuk edukasi," kata Ferdy.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait