JAKARTA, iNews.id – Kisruh dalam proses rekapitulasi suara di Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Makassar menjadi sorotan sejumlah pihak. Hingga saat ini, proses rekapitulasi masih berlangsung di tingkat kecamatan. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar diminta terbuka dalam proses rekapitulasi suara untuk menghindari kecurangan.
Pengamat politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, mengimbau masyarakat dan semua pihak terkait untuk memantau jalannya rekapitulasi dan penghitungan suara Pilwalkot Makassar. Pengawalan form C1, harus dilakukan untuk menghindari kecurangan.
"Mereka saat ini harus mengawal C1 agar tidak ada perubahan-perubahan pada form tersebut saat dilakukan penghitungan manual. Saya percaya Bawaslu dan KPU Kota Makassar akan bekerja keras," kata Hendri kepada SINDOnews, Senin (2/7/2018).
Menurut Hendri, penyelenggara pemilu dalam hal ini KPU Kota Makassar harus transparan dan memberikan akses kepada masyarakat untuk memantau proses demokrasi yang tengah berlangsung. Terkait jalannya rekapitulasi suara di sejumlah Kecamatan yang sempat berlangsung tertutup, Hendri mengatakan, proses demokrasi yang tertutup akan menimbulkan kecurigaan di masyarakat.
"Karena ini ada polemik, sebaiknya dibuka saja di depan masyarakat, supaya jelas. Bila ditutup-tutupi saat ini, nanti akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan, seolah ada misteri. Buntutnya, apapun hasilnya yang diumumkan KPU Makassar akan terus dipertanyakan. Makanya sebaiknya dari sekarang dibuka. Ini untuk mengantisipasi kecurangan," kata Hendri.
Sebelumnya, hasil hitung cepat Pilwalkot Makassar yang memenangkan kotak kosong atas pasangan calon Munafri Arifuddin-Andi Rahmatika Dewi (Appi-Cicu) menjadi polemik. Hasil hitung cepat yang dilakukan Celebes Research Center (CRC), kolom kosong memperoleh suara 53,47 persen sementara pasangan calon Munafri Arifuddin-Andi Rahmatika Dewi memeroleh suara 46,53 persen.
Hasil hitung cepat itu kemudian dikuatkan dengan hasil real count yang dilakukan oleh Partai Demokrat. Dengan data 100%, posisi suara kotak kosong sebesar 52,98 persen sementara Appi-Cicu 47,1 persen.
Editor : Himas Puspito Putra
Artikel Terkait