PINRANG, iNews.id - Kasus peredaran kosmetik ilegal yang mengandung merkuri di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel), kembali menjadi sorotan. Sebab tidak ada kejelasan hukum setelah berkas perkaranya dikembalikan ke polisi.
Aktivis Masyarakat Peduli Pinrang, Hasan mengatakan, sejak berkas kasus diamankan polisi sejak Desember 2020, hingga kini belum dinyatakan P21.
"Ini sudah dari Desember 2020 kemarin, tapi belum juga di P21 sama kejaksaan" kata Hasan di Kabupaten Pinrang, Sulsel, Selasa (2/3/2021).
Dia menduga ada permainan oleh oknum di Kejakasaan Negeri Pinrang. Sebab beredar kabar bahwa masing-masing tersangka kasus ini dimintai uang sebesar Rp25 juga.
"Jadi ada empat orang tersangka. Masing-masing kabarnya dimintai uang Rp25 juta. Jadi totalnya ada Rp100 juta yang dipegang oknum tersebut," ujar dia.
Sementara Kepala Kejaksaan Negeri Pinrang, Agus Khairuddin mengatakan, akan menelusuri kabar tersebut. Kalau memang ada yang bermain dengan pihak tersangka dalam penanganan kasus, pihaknya akan menindak oknum tersebut.
"Kami akan telusuri kalau ada oknum jaksa yang coba main mata, kalau terbukti, kami akan berikan sanksi" ujarnya.
Sementara terkait pengembalian berkas ke polisi, kata dia, lantaran ada dokumen yang mesti dilengkapi. Yakni keterangan ahli dalam kasus peredaran kosmetik ilegal ini.
Sebelumnya empat orang perempuan ditetapkan sebagai tersangka karena diduga mengedarkan kosmetik ilegal mengandung merkuri. Mereka menjual barang tersebut di Pasar Sentral Pinrang.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait