Dokter di Makassar video call dengan keluarga. (Foto: iNews/Wahyu Ruslan).

MAKASSAR, iNews.id - Nasib pilu dialami seorang dokter yang telah merawat ratusan pasien Covid-19 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Selama bekerja dia belum menerima insentif dari pemerintah hingga akhirnya tak punya uang untuk membelikan anaknya susu.

Dokter Sugih Wibowo (37), satu-satunya dokter yang ditugaskan Dinas Kesehatan Kabupaten Maros, Sulsel, untuk menangani pasien di Hotel Harper Makassar yang dijadikan sebagai lokasi karantina.

Petugas medis asal Puskesmas Camba ini merawat sekitar 190-an pasien positif dan orang tanpa gejala (OTG) di hotel tersebut selama satu bulan lebih. Namun hingga kini insentif yang dijanjikan pemerintah tak kunjung cair. Bahkan dia tak bisa membelikan uang untuk susu anaknya.

"Sabar ya Nak, belum bisa ayah pulang," kata Dokter Sugih saat video call dengan istri dan anaknya yang masih berusia tiga bulan, Jumat (3/7/2020).

Dia mengatakan, awalnya sukarela ingin membantu penanganan pasien Covid-19 di Kabupaten Maros dan Kota Makassar. Setelah dua pekan ditugaskan, tidak ada dokter pengganti untuk menjadi relawan baru.

Sugih pun bersedia melanjutkan tugasnya selama dua pekan ke depan. Jaminannya dia mendapat insentif Rp200.000 per hari. Kemudian dia kembali mendapatkan surat tugas ketiga tanpa ada pemberitahuan ulang.

"Saya di sini sudah hampir enam pekan. Bertugas sendiri, 24 jam standby. Saya hanya tidur paling lama empat jam sehari, karena selalu ada tindakan kepada para peserta (pasien) di sini," ujarnya.

Selama bertugas itupun, kata dia, belum ada uang sepeser pun yang diterima. Sementara keluarga di rumah selalu menanti insentif tersebut untuk keperluan harian dan membeli susu anak.

"Alhamdulillah, saya belum dapat (insentif). Masalahnya itu orang di rumah, setiap kali bertanya, saya sangat sedih menjawabnya. Saat saya bilang 'sabar' keluarga pun membalas kalau sabar itu tidak bisa dipakai untuk beli susu," ujar dia.

Dia bersyukur ada kerabat dan teman-teman yang memberikan bantuan, sehingga ada uang sementara yang dipakai makan oleh keluarga dan membeli susu anak. Dokter Sugih berharap, insentif yang dijanjikan segera cair.

"Tolong kepada pemerintah, baik pusat maupun daerah agar segera merealisasikan apa yang telah janjikan kepada tenaga kesehatan. Mereka juga punya keluarga yang butuh makan setiap hari," ujar dia.


Editor : Andi Mohammad Ikhbal

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network