BULUKUMBA, iNews.id - Dokter bedah RSUD Sultan Daeng Radja yang membatalkan operasi meski sudah membedah leher pasiennya, memberikan penjelasan ke Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Bulukumba. Tindakan itu diambil karena alasan medis agar tidak membahayakan kondisi pasien.
Sekertaris IDI Bulukumba, dr Firdaus mengatakan, dokter RSUD tersebut dr Junaid membatalkan operasi kepada pasien bernama Dume (60), karena pertimbangan medis.
"Dia menjelaskan bahwa pada saat sudah dibelah, gondoknya masuk ke dalam rongga paru-paru (toraks)," kata Firdaus kepada wartawan di Kabupaten Bulukumba, Sulsel, Rabu (12/2/2020).
Pembengkakan pasien masuk ke rongga toraks dan ada pelengkatan di pembuluh darah besar. Menurut dia, begitu melihat kondisi tersebut, dr Junaid harus lebih dulu konsultasi ke dokter ahli bedah toraks
Namun karena di RSUD Sultan Daeng Radja tidak memiliki ahli bedah toraks, dia pun berinisiatif untuk menutupnya kembali karena ini akan sangat berisiko tanpa ada bantuan spesialis bedah paru-paru.
"Memang harus join dengan dr ahli bedah toraks kalau kasusnya seperti itu, ada yang khusus buka bedah toraksnya, ada yang khusus angkat gondoknya," ujar dia.
Sebelum membedah pasien, dr Junaid kata dia, telah melakukan persiapan periode waktu prosedur bedah pasien (Perioperatif), mulai anamnesis, pemeriksaan fisik hingga pemeriksaan penunjang.
Penampakan di awal, kata dia, gondok pasien tidak terlihat menjalar masuk ke dalam rongga paru-paru. Karena itulah dr Junaid berani mengambil tindakan operasi.
"Karena yang menjalar ke bawah dan masuk ke rongga toraks itu yang tidak kelihatan," ujar dia.
Sebelumnya, pasien gondok atas nama Dume mengeluhkan pelayanan RSUD Sultan Daeng Radja Bulukumba. Penderita gondok itu batal dioperasi padahal lehernya sudah dibedah.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait