JAKARTA, iNews.id - Prinsip hidup orang Bugis patut untuk dicontoh. Sebab, suku bugis dikenal sebagai penganut adat-istiadat yang kental dan kuat.
Dikutip dari situs Bone.go.id, ada beberapa falsafah Bugis yang kesohor dan masih dianut sampai saat ini, di antaranya yakni Getteng, Lempu, Ada Tongeng.
Falsafah atau pandangan hidup tersebut merupakan sikap batin paling mendasar yang dimiliki oleh orang Bugis.
Berikut prinsip orang bugis yang iNews.id rangkum:
1. Getteng
Getteng menyatakan ketegasan, meskipun anak atau keluarga sendiri, yang benar tetap benar dan yang salah tetap salah. Karena itu, seseorang yang tegas tidak takut menyatakan apa menurutnya benar meskipun bertentangan dengan atasannya.
Getteng tidak berarti galak, kasar, pemarah, dan arogan. Ada seseorang yang galak dan pemarah namun sama sekali tidak tegas. Oleh karena itu, Getteng menunjukkan sikap kejujuran, tidak berbelit-belit, lugas, serta bertanggung jawab.
Getteng, tegas dalam mengambil keputusan, teguh pendirian, tabah, dan tahan terhadap godaan. Getteng ditunjang dengan Asitinajang (asas kewajaran), yakni arif, bijaksana, dan adil dalam bertindak.
Adapun butir-butir yang dikandung dalam Getteng di antaranya:
- Mempunyai pendirian yang kukuh, tidak goyah dengan situasi
- Memiliki sifat jujur tidak plin-plan
- Memegang teguh prinsip, jika salah tetap salah, jika benar tetap benar
- Mempertanggungjawabkan apa yang dikatakan
- Mempertanggungjawabkan apa yang telah diperbuat
2. Lempu
Lempu adalah sesuatu perilaku yang lurus, dalam artian mengakui, berkata, atau pun memberi suatu informasi yang sesuai kenyataan.
Sikap Lempu merupakan apa yang keluar dari dalam hati nurani setiap manusia dan bukan merupakan apa yang keluar dari hasil pemikiran yang melibatkan otak dan hawa nafsu belaka melainkan hasil proses ininnawa (renungan hati yang dalam).
Oleh karena itu, Lempu merupakan sikap seseorang ketika berhadapan dengan sesuatu atau pun fenomena tertentu dan menceritakan kejadian tersebut tanpa ada perubahan dan modifikasi sedikit pun atau benar-benar sesuai dengan realita yang terjadi.
3. Ada Tongeng
Ada Tongeng yakni berhubungan dengan ucapan yaitu mengatakan yang benar, tidak bohong, tidak ada ucapan rekayasa. Seseorang tidak mungkin berperilaku jujur tanpa disertai ada tongeng.
Demikian pula tidak mungkin bersifat tegas dan konsekuen (getteng) tanpa dibangun dengan Lempu dan Ada tongeng.
Adapun butir-butir yang dikandung dalam Ada tongeng, di antaranya:
- Ada tongeng berawal dari niat.
- Ada tongeng bermula dari sadda’ (kata yang belum terucap),
- Ada tongeng hasil renungan kalbu;
- Ada tongeng ungkapan kata hati yang benar, dan
- Ada tongeng bukan kata andai-andai.
4. Siri napesse
Siri bagi orang Bugis merupakan nilai individualitas yang berkaitan dengan harga diri, respek diri, dan rasa malu. Tidak ingin dipermalukan tanpa alasan yang jelas.
Orang Bugis Makassar sangat menjunjung tinggi persoalan siri ini. Biasanya, mereka akan merasa malu untuk melakukan perbuatan yang tidak baik.
Pesse bagi orang Bugis merupakan nilai solidaritas, kebersamaan, yang memegang teguh prisip hidup getteng, lempu, dan ada tongeng yang mengikat tali kekerabatan dan persaudaraan dalam pergaulan.
5. Sipakatau
Sipakatau berasal dari kata Bugis yang berarti memanusiakan manusia. Kata Sipakatau, bisa disimpulkan bahwa dalam membangun usaha, berkata benar dan bersifat jujur merupakan hal yang utama sebagai modal membangun dan menjaga kepercayaan pelanggan.
Dengan keteguhan hati dalam menjalani setiap usaha yang dirintis, serta menumbuhkan sikap saling menghargai antara penjual dan pembeli, dengan rasa saling menghormati satu sama lain dengan cara saling memanusiakan.
Kemudian setiap proses dari usaha selalu berserah diri kepada tuhan, namun tetap berusaha dan yakin bahwa setiap usaha yang baik tidak ada yang sia-sia.
Itulah prinsip hidup orang Bugis yang masih dipegang mereka. Mungkin Anda mau mencoba untuk menerapkannya.
Editor : Candra Setia Budi